Tapak Tilas Oputa Yikoo, EO: Kami Dan Pihak Pemprov Mengalami Banyak Polemik

    Tapak Tilas Oputa Yikoo, EO: Kami Dan Pihak Pemprov Mengalami Banyak Polemik
    Pihak Event Organisasion (EO) Issey (Tengah Kerudung putih)Saat Bertatap Muka Dengan Beberapa Masyarakat Lokal di Aula Kantor Desa Wasambaa, Kecamatan Lasalimu.

    BUTON – Kegiatan Tapak Tilas Oputa Yikoo rupanya mengalami banyak polemik baik dari pihak Event Organision (EO) dan pemerintah ditingkat propinsi sampai kepada masyarakat lokal yang mendiami sekitar makam OputaYikoo. Hal itu terungkap saat pertemuan yang digelar di Aula Kantor Desa Wasambaa, Rabu (18/05/2022).

     

    Pihak EO, issey mengungkapkan  beberapa kendala sehingga baru bisa bertatap muka dengan masyarakat .

     

    “karena ini acaranya sangat besar dan pertama disultra, kami dan pihak pemprov juga mengalami banyak polemik. Jadi sampai bulan empat itu kita masih berjuang untuk tetap event ini ada. Kami dan pihak pemprov masih berjuang agar event ini tetap jalan karena polemik itu ada yang menyampaikan bahwa yah sudah tolong kalau tidak siap ditunda kebulan November hari pahlawan, ” jelasnya.

     

    Namun kata issey pertimbangannya jika dilakukan penundaan juga akan sulit dikarenakan telah banyak persipan-persiapan yang sudah dilakukan dan tinggal dimatangkan.

     

    “polemik-polemik ini mungkin saya tidak bisa jelaskan secara detail, tetapi saya bisa menggambarkan bahwa event ini sangat besar dan polemic yang kami hadapi dilapangan itu sangat besar juga, ” ungkapnya.

     

    Dari polemik yang ada termasuk pendanaan, Issey memohon kepada peserta rapat untuk dimaklumi atas keterlambatannya mengadakan rapat bersama masyarakat lokal.

     

    “saya mohon sekali untuk dimengerti keadaan dan situasi kami, bukannya kami terlambat datang atau bagaimana karena sampai saat inipun kami tetap berjuang, kami tetap mencari pendanaanya juga, ” paparnya.

     

    Walau banyak polemik yang terjadi dengan perjuangan yang berat, kata issey sesuai hasil pertemuan dengan Gubernur maka kegiatan Tapak tilas harus dilaksankan.

     

    “terakhir ketemu dengan gubernur dijakarta, gubernur menguatkan kami dan beliau berjuang bahwa apapun yang terjadi acara ini tetap harus ada karena ini terkait dengan pahlawan nasional di sultra dan beliau akan bertanggungjawab bagaimanapun caranya. Adapun hal-hal yang menghalangi itu beliau atasi, ” ungkapnya.

     

    Untuk pendampingan dari masyarakat lokal dalam mengamankan peserta dari jalur, issey meminta akan ada tiga tim yang perlu disiapkan oleh pemerintah daerah.

     

    “karena tempatnya sakral dan untuk mengamankan peserta maka itu teamnya ada yang didepan, ditengan dan dibelakang. Dan itu pemerintah kabupaten yang siapkan, kalau jumlahnya kami yang tentukan. Jadi pemerintah kabupaten tinggal menunggu info dari kami berapa orang kami butuhkan, ”

     

    Selain itu kata issey aka nada pembuatan nasi bambu dan juga pemerintah kabupaten yang siapkan.

     

    “karena nasi bambu inikan belakangan ini baru diusulkan dan itu tidak masuk dalam EO, jadi pemerintah kabupaten yang siapkan, ” tambahnya.

     

    Sementara itu dari tokoh masyarakat, safruddin memberikan saran jika kegiatan sebesar tapak tilas ini kedepannya agar komunikasi itu bisa sampai kepada kepala desa dan masyarakat lokal agar bisa disukseskan bersama.

     

    “agar tidak ada mis komunikasi juga kedepannya agar semua unsur  semaksimal mungkin dilibatkan, karena kita semua ini inginkan kegiatan seperti ini bisa sukses, ” ujarnya.

     

    Kepala desa wasambaa juga memberikan saran agar komunikasi  pada kegiatan kedepannya bisa semaksimal mungkin.

     

    “kita juga pemerintah desa inikan ada tanggung jawab dengan desa ini jadi apapun yang terjadi didesa ini perlu juga kami ketahui, ada hal-hal apa yang mungkin kami siapkan atau yang lainnya, ” ungkapnya.

     

    Dari hasil kesimpulan rapat bersama masyarakat salah satunya yakni masyarakat lokal dilibatkan dalan kepanitiaan lokal yang difasilitasi oleh pemerintah daerah kabupaten buton dan  menunggu jumlah panitia lokal yang akan diserahkan oleh pihak EO, serta akan diadakan festival nasi bambu oleh masyarakat lokal.

     

    Dari pantauan wartawan ini, sejak tanggal 19-21 Mei 2022 usai pertemuan sebelumnya, masyarakat sudah di arahkan untuk membersihkan halaman rumah masih-masing dan ada juga beberapa warga yang merasa keberatan.

     

    “ini kita pagi-pagi sudah disuruh bersihkan kita punya halaman, harus pindahkan batu-batu dari depan rumah ini. Baru kita ini mau dijadikan apa dikegiatan ini, sudah mau dekat acara begini baru kita mau disuruh-suruh. Sebelumnya mereka panitia ini masuk disini mau bikin kegiatan hanya kelompok tertentu saja yang dikasitahu. Tiba mendesak begini baru kita dipaksa-paksa. Sebenarnya ini kegiatannya siapakah kita mau dibeginikan, ” ungkap salah seorang warga dengan kesal.

     

    Ia juga menambahkan jika Kegiatan Tapak Tilas Oputa Yikoo ini sebagian besar warga tidak mengetahuinya.

     

    “banyak warga tidak tahu, itupun kalau kita tahu itu dari bicara-bicara di gode-gode kalau ada acara itu dan itupun nanti sudah dekat-dekat ini, ” ucapnya.

     

    Warga lainnya juga, Er mengaku kaget saat ada pemberitahuan untuk merapikan halaman rumahnya.

     

    “saya kaget juga tadi dikasitahu harus rapikan halaman rumah, saya kira ada apa padahal mau ada acara. Memang sebelumnya kita sudah dengar-dengar juga itu kalau ada acara mau naik di bukit. Termasuk mau bikin nasi bambu katanya ada berapa ribu itu peserta yang mau kesini. Hanya begitumi kita inikan hanya dengar—dengar juga dari orang, kita tidak tahu apa-apa. Kita cerita-cerita itu kita kira hanya kelompok tertentu yang kerja, tapi padahal seluruhnya. Kan selalu kita juga tidak diberitahu den, jadi kita tidak tahu juga, ” ungkapnya, sabtu (21/05/2022).

     

     

    Sampai diterbitkan berita ini untuk kesiapan masyarakat dalam menyambut tamu dan pembuatan Nasi Bambu termasuk siapa-siapa yang terlibat di kepanitiaan lokal dan yang akan mendampingi peserta belum ada informasi yang diterima oleh masyarakat. Perlu diketahui pembuatan nasi bambu dalam jumlah banyak memerlukan waktu minimal tiga hari sebelum hari H kegiatan dari mulai pengadaan kayu bakar, bambu, daun pisang dan bahan lainnya.

    sesuai randown acara tanggal 24 Mei para peserta lomba tapak tilas oputayikoo tiba di desa wasambaa, kecamatan lasalimu dan akan melanjutkan perjalanan menuju puncak siotapina sebagai tempat makam almarhum Oputa Yikoo.

    Buton sultra tapak tilas oputayikoo
    HARIANTO

    HARIANTO

    Artikel Sebelumnya

    La Ode Budi Dukung Gubernur Sultra Tidak...

    Artikel Berikutnya

    Soal Pj Bupati Busel, La Ode Budi: Tidak...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami